Rabu, 25 Agustus 2010
NOD32 Antivirus Tak Terkalahkan
Jumat, 20 Agustus 2010
AMD Phenom II X6
Kamis, 19 Agustus 2010
Menghemat Baterai Laptop
- Jangan langsung menggunakan laptop yang baru saja kita beli. Ketika masih baru, baterai laptop yang masih kosong harus di-chargeterlebih dahulu antara 4-8 jam hingga lampu indikatornya menunjukkan full charge (biasanya lampu indicator akan berwarna hijau, untuk merk-merk tertentu mungkin berwarna lain). Yang perlu diperhatikan adalah pada saat pengisian tersebut, laptop harus dalam keadaan mati.
- Hanya menggunakan baterai laptop untuk keperluan mobile saja. Jika kita sedang menggunakan laptop di rumah atau di kantor untuk waktu yang lama, sebaiknya lepaskan baterai laptop dan gunakan listrik langsung. Jika baterai terpasang dan charger dalam keadaan mengisi (terhubung ke listrik langsung) maka hal ini akan dapat menyebabkan baterai mudah cepat bocor. Selain itu, dengan cara tersebut dapat menyebabkan suhu panas yang dapat mempersingkat masa pemakaian baterai.
- Lepaskan adaptor apabila pengisian baterai sudah penuh. Menggunakan laptop dengan baterai terpasang sambil dilakukan pengisian (di-charge) dapat memperpendek umur baterai.
- Jangan biarkan laptop mengganggur (tidak digunakan) untuk waktu yang lama (berbulan-bulan). Hal ini dapat menyebabkan baterai laptop menjadi kehilangan kapasitasnya. Untuk menghindari hal tersebut, cobalah untuk menghidupkan laptop minimal sebulan sekali.
- Lepaskan baterai dari laptop ketika laptop tidak digunakan dalam waktu yang lama. Jika harus melepas baterai dari laptop, pastikan kita menyimpannya di tempat yang kering dan sejuk. Jangan biarkan baterai laptop berada pada tempat dengan temperatur yang ekstrim atau terkena cahaya matahari secara langsung. Hal ini akan dapat menyebabkan kerusakan komponen baterai tersebut.
- Jika diperlukan, pasang kipas tambahan pada laptop. Pemakaian laptop untuk waktu yang lama dapat menyebabkan suhu panas yang berlebihan. Dan suhu panas ini akan dapat mengganggu kinerja/kemampuan baterai.
Minggu, 15 Agustus 2010
USB 3.0 Daya Besar Konsumsi Kecil
Pada saat meng-copy film HD (High Definition) dengan kapasitas besar dari hard disk eksternal ke komputer akan memakan waktu cukup banyak. Dengan teknologi USB 3.0 baru, kini waktunya bisa dipangkas dan jauh lebih cepat, karena SuperSpeed Mode mampu meng-copy data 10 kali lebih cepat daripada standar USB 2.0. Namun, walaupun standar yang baru ini terdengar memikat, notebook dan komputer desktop keluaran terbaru ternyata masih menggunakan standar yang lama (USB 2.0).
Pada USB 3.0, kompabilitas diutamakan – ke atas ataupun ke bawah. Bila kita meng-upgrade ke USB 3.0 secara lengkap dan tidak lagi menggunakan standar USB 2.0, kita tetap dapat menghubungkan printer lama ke port USB 3.0. Secara teknis memang banyak yang ber ubah, tetapi tidak tampak pada tampilan konektor dengan inlay biru yang seragam. Selain mode transfer “Low-”, “Full-”, dan “High-Speed”, kini ada mode SuperSpeed yang diimplementasikan para lel dengan konstruksi USB 2.0 sehingga bisa dikatakan memiliki unit manajemen sendiri.
Dengan demikian, hub USB 3.0 terdiri atas sebuah hub USB 2.0 ditambah sebuah hub SuperSpeed. Ini menjadi jelas pada konektor Micro B yang baru dengan 2 konektor, konektor Micro B USB 2.0 dan sebuah port untuk SuperSpeed. Kita dapat memasukkan konektor USB 2.0 ke port USB 3.0, tetapi tidak sebaliknya.
Disinilah letak besar perbedaan usb 3.0 dengan usb 2.0. Kelebihan USB 3.0 adalah tidak diperlukannya pasokan daya tambahan untuk penggunaan hard disk eksternal. Di spesifikasinya, komputer akan menyuplai daya untuk perangkat USB 2.0 maksimal 500 mA, sementara untuk perangkat 3.0 mencapai 900 mA. Hal yang baru di USB 3.0, host-controller akan terhubung ke perangkat yang tepat ketika akan menuliskan data pada USB flashdisk. Sementara itu, USB 2.0 mengirim data ke semua perangkat de ngan cara polling – tak soal apakah perangkat tersebut tepat atau tidak. Inovasi ini memungkinkan host-controller melakukan manajemen e nergi terhadap periferal-periferal yang terhubung. Dengan standar USB 3.0, perangkat yang tidak digunakan tidak hanya dapat dikecualikan pada proses pengiriman data, melainkan juga dinonaktifkan.
Ini akan menghemat listrik sekaligus melindungi hardware terkoneksi. Di sini digunakan tiga modus hemat energi, yaitu modus U1 IC untuk pengiriman dan penerimaan dinonaktifkan, pada U2 IC clock-generator sementara dihentikan, dan pada U3 dicapai kondisi standby. Kemampuan copy hard disk USB 2.0 dalam modus transfer tercepat sekitar 50 MB/detik. Sementara itu, standar USB 3.0 dapat mentransfer hingga 10 kali lebih banyak data dalam waktu yang sama, bahkan memungkinkan hingga 5 GBit/detik. Sepuluh kali di sini setara dengan sekitar 625 MB/detik, ideal untuk volume data yang terus meningkat pada video atau backup – meski keterangan kecepatan ini hanya secara teoritis.
Di pasaran telah tersedia perangkat Super Speed, seperti hard disk dari Buffalo dan Western Digital, tetapi kecepatan transfernya hanya 100 MB/detik. SSD jauh lebih cepat dengan 250 MB/detik. SSD pertama dengan USB 3.0 dan kecepatan di atas 300 MB/detik telah diumumkan dan rencananya akan dipasarkan pada kuartal ketiga tahun ini.
Komputer yang telah mendukung USB 3.0 saat ini masih sedikit. Namun dengan beberapa trik sederhana, kita dapat meng-upgrade PC lama dan tidak harus biaya mahal. Untuk notebook dibutuhkan sebuah slot dan sebuah card PCIe (sekitar US$ 50) untuk mendapatkan dua port SuperSpeed. PC Desktop membutuhkan host-controller-card dan sebuah slot PCIe.
Kartu ekspansi (upgrade-card) ASUS U356 dengan harga sekitar US$ 35 banyak digunakan di mainboard ASUS untuk mendapatkan koneksi kencang USB 3.0. Dengan koneksi slot PCIe 4x ini, kedua port SuperSpeed bekerja tanpa hambatan. Bila tidak memiliki slot PCIe 4x, kita dapat menggu nakan PCIe-card dari CnMemory (1x, sekitar US$ 40).
Namun harap diperhatikan, dengan card 1x tersebut, kita tidak akan mendapatkan performa penuh. biasanya hanya sekitar 2,5 GBit/detik. Terlalu kecil bila dibandingkan dengan SSD mendatang dengan kecepatan di atas 300 MB/detik. Meskipun demikian (hanya menggunakan PCIe 1x), kita tetap menikmati kecepatan lebih. USB 3.0 yang terhambat sekalipun tetap lebih cepat dibanding USB 2.0. Namun, jangan tergoda oleh card PCI USB 3.0, karena jelas sangat lambat..!!!
Mainboard AMD memiliki 2 port USB 3.0 dan bisa kita dapatkan dengan sekitar US$ 100, sementara board Intel dengan harga mulai US$ 100. Dengan demikian, slot PCIe yang ada dapat digunakan untuk perangkat hardware lain seperti kartu jaringan atau grafik. Sebuah kelemahan umum USB 3.0, yaitu tidak (belum) ada dukungan sistem operasi (OS). Sementara ini, kita harus meng-install driver tambahan. Namun, Microsoft melakukan perbaikan. Dengan cara Microsoft mengeluarkan Windows 7 SP1 yang akan support dengan usb 3.0.