Rabu, 25 Agustus 2010

NOD32 Antivirus Tak Terkalahkan


Multi Hattrick ESET dalam kehandalannya melakukan deteksi malware kembali dibuktikan dengan diperolehnya penghargaan ke-63 kalinya dari Virus Bulletin (VB) 100.VB 100 award pertama kali diperkenalkan pada tahun 1998, dimana uji komparasi dilakukan terjadwal beberapa kali setiap tahunnya, dengan menggunakan platfrom yang berganti-ganti secara bergiliran antara Linux, Windows, Windows servers dan Novell Netware. Kemampuan ESET dalam mendeteksi virus baik reactive maupun proactive terhadap malware dan virus dalam daftarIn the wild list.
Dalam pengujian perbandingan anti virus yang dilakukan pada awal Agustus 2010 oleh Virus Bulletin, dijelaskan pengujian yang dilakukan menggunakan platform Windows Vista Business Edition SP2 ada lebih 20% sistem tetap bisa di jalankan, sedangkan dari 54 produk yang diikut sertakan, 35 diantaranya lolos uji sementara dan 19 lainnya gagal.
Hal ini membuktikan bahwa ESET adalah produk antivirus yang tidak sekedar dapat diandalkan, tetapi juga membuatnya menjadi produk software antivirus yang pintar dan ringan. Sebenarnya, rahasia kesuksesan ESET adalah karena ia diperkuat dengan teknologi Threat Sense denganadvanced heuritics engine sehingga mampu melakukan deteksi secara proaktif terhadap malware.
Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh John Hawes, Technical Consultant & Test Team Director, Virus Bulletin mengenai proses deteksi ESET yang tidak pernah luput dari uji perbandingan yang dilakukan oleh Virus Bulletin, “Kemampuan deteksi yang dimiliki ESET sangat excellent, dengan score RAP yang luar biasa, tidak ada virus yang muncul dalam In the wild list ataupun false alarmpada file-file bersih, dan ESET terus melanjutkan tradisi penghargaan VB 100 tanpa putus.”
Prioritas utama ESET sebagai anti virus yang secara konsisten memberikan perlindungan yang maksimal terhadap penggunaan komputer dan teknologinya, baik untuk single user maupun business user degan concern terhadap kebersihan dan keamanan komputer juga keamanan ber-internet. Jadi, teknologi ESET ini sangat cocok akan perkembangan virus dan malware di dunia maya.
source:  chip

Jumat, 20 Agustus 2010

AMD Phenom II X6


GEBRAKAN TERBARU AMD

Beberapa waktu yang lalu, AMD meluncurkan prosesor generasi terbarunya dengan codename Thuban, yang memiliki performa six-core processor. Awal tahun 2010 momen penting dalam perkembangan komputer multiprosesor. Intel pertama kali mengeluarkan Core i7-980X yang merupakan six-core processor pertama untuk dekstop. Namun, dengan harga yang sangat tinggi sekitar US$ 999, membuat orang berpikir seribu kali sebelum berpindah ke prosesor ini.
Mencoba untuk bersaing Advance Micro Device (AMD) mengeluarkan six-core processor pertama mereka. “Thuban”, itulah codename untuk prosesor AMD terbaru yang memiliki  enam core dalam satu processor die.
Untuk prosesor terbarunya ini, AMD tetap menggunakan istilah Phenom II-nya, dan menamai prosesor ini dengan nama Phenom II X6. Lain halnya Intel yang  telah beralih menggunakan fabrikasi 32 nm untuk prosesor Core i7 980X-nya, AMD tetap memilih menggunakan fabrikasi 45 nm untuk memproduksi Thuban. Meskipun tetap menggunakan fabrikasi 45 nm, prosesor ini memiliki Thermal Design Power (TDP)  sebesar 125W. Nilai TDP tersebut sama seperti prosesor AMD Phenom II X4 stepping C3 (revisi terbaru). Proses fabrikasi 45 nm yang digunakan AMD semakin baik karena tidak terdapat peningkatan TDP pada Phenom II X6 1090T walaupun prosesor ini memiliki dua core ekstra.
Phenom II X6 juga menggunakan CPU socket yang sama, yaitu AM3 dan AM2+. Bagi pengguna motherboard AM3 dan AM2+, tidak perlu membutuhkan dana tambahan untuk mengganti motherboard saat ingin meng-upgrade prosesor yang saat ini digunakan menjadi Phenom II X6. Anda hanya perlu melakukan BIOS update ke versi terbaru dan memastikan bahwa motherboard yang digunakan telah mendukung penggunaan prosesor ber-TDP 125W.
Pada awal peluncurannya, Phenom II X6 hadir dalam dua model penomoran, yaitu  Phenom II X6 1055T dan Phenom II X6 1090T. Phenom II X6 1055T hadir dengan  clock speed 2,8 Ghz dan 6 MB L3 Cache. Sedangkan Phenom II X6 1090T berjalan pada core clock 3,2 GHZ dan jumlah L3 cache yang sama seperti pada Phenom II X6 1055T, yaitu 6 MB.
Penggunaan inisial huruf “T”, menandakan bahwa prosesor tersebut telah mendukung feature Turbo CORE. AMD Turbo CORE secara otomatis akan  menurunkan core clock pada core yang tidak digunakan dan akan menaikkan core clock yang digunakan sebesar  500 MHz tanpa penggunaan software ataupun driver tambahan. Pada Phenom II X6 1055T Turbo CORE akan berjalan pada 3,3 Ghz sedangkan pada Phenom II X6 1090T bisa mencapai 3,6 Ghz.
AMD membandrol harga US$ 300 untuk Phenom II X4 1090T. Harga yang menarik, bahkan apabila dibandingkan dengan harga Phenom II quad-core milik AMD. Hal ini meruapakan strategi pemasaran yang dilakukan oleh AMD untuk memasukkan prosesor ini ke dalam pangsa pasar kelas menengah, bukan untuk melawan Core i7-980X milik Intel.

Kamis, 19 Agustus 2010

Menghemat Baterai Laptop


Kita yang bekerja menggunakan laptop sering dipusingkan dengan masalah baterai yang lemah. Kita tidak bisa menyalahakan pabrikan laptop. Sering tidak kita ssadari bahwa cara penggunanaan laptop kita adalah penyebab utama kerusakan baterai. Ini adalah beberapa tips cara menghemat baterai laptop:

  1. Jangan langsung menggunakan laptop yang baru saja kita beli. Ketika masih baru, baterai laptop yang masih kosong harus di-chargeterlebih dahulu antara 4-8 jam hingga lampu indikatornya menunjukkan full charge (biasanya lampu indicator akan berwarna hijau, untuk merk-merk tertentu mungkin berwarna lain). Yang perlu diperhatikan adalah pada saat pengisian tersebut, laptop harus dalam keadaan mati.
  2. Hanya menggunakan baterai laptop untuk keperluan mobile saja. Jika kita sedang menggunakan laptop di rumah atau di kantor untuk waktu yang lama, sebaiknya lepaskan baterai laptop dan gunakan listrik langsung. Jika baterai terpasang dan charger dalam keadaan mengisi (terhubung ke listrik langsung) maka hal ini akan dapat menyebabkan baterai mudah cepat bocor. Selain itu, dengan cara tersebut dapat menyebabkan suhu panas yang dapat mempersingkat masa pemakaian baterai.
  3. Lepaskan adaptor apabila pengisian baterai sudah penuh. Menggunakan laptop dengan baterai terpasang sambil dilakukan pengisian (di-charge) dapat memperpendek umur baterai.
  4. Jangan biarkan laptop mengganggur (tidak digunakan) untuk waktu yang lama (berbulan-bulan). Hal ini dapat menyebabkan baterai laptop menjadi kehilangan kapasitasnya. Untuk menghindari hal tersebut, cobalah untuk menghidupkan laptop minimal sebulan sekali.
  5. Lepaskan baterai dari laptop ketika laptop tidak digunakan dalam waktu yang lama. Jika harus melepas baterai dari laptop, pastikan kita menyimpannya di tempat yang kering dan sejuk. Jangan biarkan baterai laptop berada pada tempat dengan temperatur yang ekstrim atau terkena cahaya matahari secara langsung. Hal ini akan dapat menyebabkan kerusakan komponen baterai tersebut.
  6. Jika diperlukan, pasang kipas tambahan pada laptop. Pemakaian laptop untuk waktu yang lama dapat menyebabkan suhu panas yang berlebihan. Dan suhu panas ini akan dapat mengganggu kinerja/kemampuan baterai.
Semoga tips ini bermanfaat bagi kita semua... Amien...

Minggu, 15 Agustus 2010

USB 3.0 Daya Besar Konsumsi Kecil


Pada saat meng-copy film HD (High Definition) dengan kapasitas besar dari hard disk eksternal ke komputer akan memakan waktu cukup banyak. Dengan teknologi USB 3.0 baru, kini waktunya bisa dipangkas dan jauh lebih cepat, karena SuperSpeed Mode mampu meng-copy data 10 kali lebih cepat daripada standar USB 2.0. Namun, walaupun standar yang baru ini terdengar memikat, notebook dan komputer desktop keluaran terbaru ternyata masih menggunakan standar yang lama (USB 2.0).

Pada USB 3.0, kompabilitas diutamakan – ke atas ataupun ke bawah. Bila kita meng-upgrade ke USB 3.0 secara lengkap dan tidak lagi menggunakan standar USB 2.0, kita tetap dapat menghubungkan printer lama ke port USB 3.0. Secara teknis memang banyak yang ber ubah, tetapi tidak tampak pada tampilan konektor dengan inlay biru yang seragam. Selain mode transfer “Low-”, “Full-”, dan “High-Speed”, kini ada mode SuperSpeed yang diimplementasikan para lel dengan konstruksi USB 2.0 sehingga bisa dikatakan memiliki unit manajemen sendiri.

Dengan demikian, hub USB 3.0 terdiri atas sebuah hub USB 2.0 ditambah sebuah hub SuperSpeed. Ini menjadi jelas pada konektor Micro B yang baru dengan 2 konektor, konektor Micro B USB 2.0 dan sebuah port untuk SuperSpeed. Kita dapat memasukkan konektor USB 2.0 ke port USB 3.0, tetapi tidak sebaliknya.

Disinilah letak besar perbedaan usb 3.0 dengan usb 2.0. Kelebihan USB 3.0 adalah tidak diperlukannya pasokan daya tambahan untuk penggunaan hard disk eksternal. Di spesifikasinya, komputer akan menyuplai daya untuk perangkat USB 2.0 maksimal 500 mA, sementara untuk perangkat 3.0 mencapai 900 mA. Hal yang baru di USB 3.0, host-controller akan terhubung ke perangkat yang tepat ketika akan menuliskan data pada USB flashdisk. Sementara itu, USB 2.0 mengirim data ke semua perangkat de ngan cara polling – tak soal apakah perangkat tersebut tepat atau tidak. Inovasi ini memungkinkan host-controller melakukan manajemen e nergi terhadap periferal-periferal yang terhubung. Dengan standar USB 3.0, perangkat yang tidak digunakan tidak hanya dapat dikecualikan pada proses pengiriman data, melainkan juga dinonaktifkan.

Ini akan menghemat listrik sekaligus melindungi hardware terkoneksi. Di sini digunakan tiga modus hemat energi, yaitu modus U1 IC untuk pengiriman dan penerimaan dinonaktifkan, pada U2 IC clock-generator sementara dihentikan, dan pada U3 dicapai kondisi standby. Kemampuan copy hard disk USB 2.0 dalam modus transfer tercepat sekitar 50 MB/detik. Sementara itu, standar USB 3.0 dapat mentransfer hingga 10 kali lebih banyak data dalam waktu yang sama, bahkan memungkinkan hingga 5 GBit/detik. Sepuluh kali di sini setara dengan sekitar 625 MB/detik, ideal untuk volume data yang terus meningkat pada video atau backup – meski keterangan kecepatan ini hanya secara teoritis.

Di pasaran telah tersedia perangkat Super Speed, seperti hard disk dari Buffalo dan Western Digital, tetapi kecepatan transfernya hanya 100 MB/detik. SSD jauh lebih cepat dengan 250 MB/detik. SSD pertama dengan USB 3.0 dan kecepatan di atas 300 MB/detik telah diumumkan dan rencananya akan dipasarkan pada kuartal ketiga tahun ini.

Komputer yang telah mendukung USB 3.0 saat ini masih sedikit. Namun dengan beberapa trik sederhana, kita dapat meng-upgrade PC lama dan tidak harus biaya mahal. Untuk notebook dibutuhkan sebuah slot dan sebuah card PCIe (sekitar US$ 50) untuk mendapatkan dua port SuperSpeed. PC Desktop membutuhkan host-controller-card dan sebuah slot PCIe.

Kartu ekspansi (upgrade-card) ASUS U356 dengan harga sekitar US$ 35 banyak digunakan di mainboard ASUS untuk mendapatkan koneksi kencang USB 3.0. Dengan koneksi slot PCIe 4x ini, kedua port SuperSpeed bekerja tanpa hambatan. Bila tidak memiliki slot PCIe 4x, kita dapat menggu nakan PCIe-card dari CnMemory (1x, sekitar US$ 40).

Namun harap diperhatikan, dengan card 1x tersebut, kita tidak akan mendapatkan performa penuh. biasanya hanya sekitar 2,5 GBit/detik. Terlalu kecil bila dibandingkan dengan SSD mendatang dengan kecepatan di atas 300 MB/detik. Meskipun demikian (hanya menggunakan PCIe 1x), kita tetap menikmati kecepatan lebih. USB 3.0 yang terhambat sekalipun tetap lebih cepat dibanding USB 2.0. Namun, jangan tergoda oleh card PCI USB 3.0, karena jelas sangat lambat..!!!

Mainboard AMD memiliki 2 port USB 3.0 dan bisa kita dapatkan dengan sekitar US$ 100, sementara board Intel dengan harga mulai US$ 100. Dengan demikian, slot PCIe yang ada dapat digunakan untuk perangkat hardware lain seperti kartu jaringan atau grafik. Sebuah kelemahan umum USB 3.0, yaitu tidak (belum) ada dukungan sistem operasi (OS). Sementara ini, kita harus meng-install driver tambahan. Namun, Microsoft melakukan perbaikan. Dengan cara Microsoft mengeluarkan Windows 7 SP1 yang akan support dengan usb 3.0.